Skrining kesehatan jiwa pada anak sekolah adalah proses penting untuk mendeteksi dini gangguan emosional, perilaku, atau psikologis yang mungkin dialami anak-anak. Tujuan utama dari skrining ini adalah untuk:
Mendeteksi masalah sejak dini
Mencegah gangguan yang lebih serius
Memberikan intervensi atau dukungan yang tepat waktu
Berikut beberapa aspek yang umumnya disertakan dalam skrining kesehatan jiwa:
Kuesioner atau Skala Penilaian
Contoh: SDQ (Strengths and Difficulties Questionnaire), PSC (Pediatric Symptom Checklist), ASEBA.
Diisi oleh guru, orang tua, dan/atau anak.
Observasi Perilaku
Dilakukan oleh guru atau konselor sekolah berdasarkan interaksi harian.
Wawancara Singkat
Dilakukan oleh psikolog, guru BK, atau petugas kesehatan untuk mendalami hasil kuesioner.
Riwayat Sosial dan Akademik
Melihat hubungan dengan teman sebaya, prestasi akademik, serta perubahan dalam pola perilaku.
Dukungan Keluarga dan Lingkungan
Penilaian terhadap stabilitas keluarga dan lingkungan sosial anak.
Sosialisasi ke Sekolah dan Orang Tua
Pengumpulan Data melalui Kuesioner dan Observasi
Analisis Hasil
Tindak Lanjut
Konseling, rujukan ke psikolog/psikiater, atau program dukungan di sekolah.
Stigma terhadap kesehatan jiwa
Kurangnya tenaga profesional
Keterbatasan dana dan pelatihan guru