Demam Berdarah Dengue atau DBD merupakan salah satu penyakit tropis endemis yang disebabkan virus Dengue. Penularan virus Dengue melalui nyamuk Aedes aegypti yang memiliki siklus hidup dari telur sampai nyamuk berlangsung selama 10 hari. Dengue yang tidak tertangani memicu terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB), dengue berat dan kematian. DBD masih menjadi permasalahan di Indonesia karena termasuk penyakit menular paling signifikan (Kemenkes RI, 2022). Perkembangan kasus DBD tahunan di Kabupaten Lamongan pada 2021 sebanyak 259 kasus, 2022 sebanyak 416 kasus, 2023 sebanyak 193 kasus, serta 2024 meningkat tinggi sebanyak 888 kasus.Di Lamongan, Trend Kasus DBD tahun 2024 Kecamatan Sugio masih sebanyak 16, dan terdapat 1 kasus kematian pada tahun 2025.
Dalam A Road Map for Neglected Tropical Disease (NTDs) 2021 - 2030 (WHO, 2020b) berkomitmen Case Fatality Rate atau CFR) dari 0,80% tahun 2020 menjadi 0% di tahun 2030. Target Utama Kemenkes RI dalam Program Penanggulangan Dengue 2021 - 2025 adalah menurunkan angka kesakitan dengue 90% tahun 2025 dan menurunkan angka kematian dengue 0,5% pada tahun 2025 (Bidang P2 Dinas Kabupaten Lamongan). Inovasi Program P2 Dengue Dinkes Lamongan yang ada saat ini yaitu Larvasida, Fogging, Juru Pemantau Jentik, pemberantasan sarang nyamuk atau PSN, Gerakan 1 rumah 1 jumantik (G1R1J), kelambu dan 3M (Bidang P2 Dinas Kabupaten Lamongan).
Keberhasilan dari PSN dapat dilihat dari Angka Bebas Jentik. Laporan ABJ Lamongan menunjukkan, pada tahun 2023 masih banyak kecamatan yang beresiko penularan DBD yaitu pada kecamatan Ngimbang (ABJ 94,97%), Sambeng (ABJ 92,76%), Mantup (ABJ 90%), Sugio (ABJ 94,39%), Babat (ABJ 93,36%), Moropelang (ABJ 93,15%), Pucuk (ABJ 92,37%), Lamongan (ABJ 93,24%), Dermolemahbang (ABJ 80%), Kalitengah (92,53%), dan Tlogosadang (93,84%). Angka Bebas Jentik (ABJ) perlu dipantau dari waktu ke waktu untuk mencegah terjadinya kasus DBD yang berujung mengancam nyawa (Bidang P2 Dinas Kabupaten Lamongan).
Dari permasalahan dan solusi yang ada mengenai DBD, maka puskesmas sugio berinovasi yaitu PESANAN CANTIK MAS GIO atau Pemberantasan Sarang Nyamuk dan cara Pemantauan Jentik Masyarakat Sugio. Melalui program ini, puskesmas Sugio mendukung target pemerintah untuk menurunkan prevalensi DBD dan mencegah adanya kematian akibat Demam berdarah. Program inovasi ini bekerjasama dengan lintas program, lintas sektor, serta memberdayakan kader dan masyarakat setempat.